03 Februari 2010


Pemain:

  • Narator
  • Pengatur peralatan drama dan dekorasi
  • Juru rekam suara dan efek suara
  • Pembuat bayangan
  • Pilatus
  • Kumpulan orang banyak (bisa orang biasa atau prajurit)
  • Prajurit 1 dan 2
  • Yesus
  • Yohanes
  • Maria
  • Orang 1 dan 2
  • Maria (istri Kleopas)
  • Maria Magdalena
  • Penjahat 1 dan 2
  • Yusuf dari Arimatea
  • Narator

Peralatan untuk drama bayangan:

  • Efek suara dan suara.
  • Tape jika efek suara harus direkam terlebih dahulu.
  • Perlengkapan pertunjukan wayang (OHP dan layar atau kain yang dibentangkan dan disorot oleh lampu).
  • Bayangan/siluet: tiga salib, tiga tubuh/mayat yang bisa dilepaskan, dua prajurit Roma, tiga wanita menunduk sedih, tiga orang berjubah berdiri tegak, mahkota duri, gunung Golgota, tulisan untuk salib Yesus, Yusuf memegang kain kafan.
  • Peralatan untuk drama atau pantomim: pakaian zaman dahulu; mahkota duri; jubah ungu, jubah panjang, dan jubah dalam untuk Yesus; cambuk dan tongkat; ember, teko air, dan handuk; tiga salib (satu dengan paku besar, dua dengan tali untuk mengikat tangan); palu, dadu, ember dan spons, tulisan untuk salib, dan tombak; kain kafan (kain yang panjang). Panggung harus diatur terlebih dahulu dengan salib yang sudah ditegakkan atau dipasang.

Narator:

“Para pengikut-Nya tahu, tetapi tidak memahami bahwa Yesus dari Nazaret adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada Bangsa yang Terpilih sejak awal sejarah mereka. Kebanyakan orang Yahudi percaya bahwa Allah akan memberikan Mesias untuk mendirikan kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Raja Daud atau Raja Salomo. Mengingat sejarah kekalahan mereka dari bangsa-bangsa lain, mereka pun mempercayai hal tersebut. Tidak mudah untuk menerima Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari penjajahan dosa dan kematian sementara penjajahan Romawi terus-menerus menyengsarakan mereka.

Ketika Yesus memasuki Yerusalem lima hari sebelumnya, orang-orang menyebut-Nya Raja, mengakui Dia sebagai Kristus yang telah lama dijanjikan. Setiap hari ribuan dari mereka berkumpul di Bait Allah untuk mendengarkan Dia. Mereka berharap Dia melakukan sesuatu. Namun, ketika Pilatus menawarkan pilihan untuk membebaskan Yesus atau Barabas, secara bersama-sama mereka memilih Barabas yang mereka anggap sebagai pejuang kebebasan. Yesus dihadapkan pada takdir yang sudah diketahui-Nya ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Dia harus mati di kayu salib, suatu cara mati yang sangat hina sehingga undang-undang melarang hukuman tersebut dilakukan terhadap warga negara Romawi.

Ketika Pontius Pilatus, kepala pemerintahan Romawi yang ditunjuk untuk mengatur orang-orang Israel, melihat bahwa dia tidak dapat meyakinkan orang banyak supaya menyelamatkan Yesus dan bukan Barabas yang kejam, dia mengambil tempat air, sebuah ember, dan sebuah handuk.”

[Pilatus masuk dengan membawa ember, dll., diikuti oleh orang banyak.]

Pilatus:

[Menuangkan air ke dalam ember.] “Aku tidak mendapati kejahatan-Nya [mencuci tangan]. Aku tidak bertanggung jawab atas kematian orang ini. Ini adalah tanggung jawab kalian!”

Orang banyak:

“Salibkan Dia!”

[Pilatus keluar diikuti oleh orang banyak.]

Narator:

“Untuk menyenangkan dan menenangkan orang banyak, Pilatus menyerahkan Yesus kepada prajurit-prajuritnya untuk disiksa. Para prajurit itu membawa Yesus ke halaman istana gubernur. Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan mencambuki-Nya.”

[Para prajurit masuk menyeret Yesus dan mencambuki Dia.]

Narator:

“Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya dan di kepala-Nya mereka kenakan mahkota duri.”

[Para prajurit mengenakan jubah dan mahkota pada Yesus.]

Prajurit 1:

[Dengan mengejek.] “Ini, berikan tongkat ini kepada-Nya. Ini dapat menjadi tongkat lambang kekuasaan-Nya. Terimalah, Raja orang Yahudi.”

Prajurit 2:

[Tertawa] “Menunduklah kepada-Nya! Dia adalah seorang raja atau begitulah Dia mengakui diri-Nya. Inilah pendapatku tentang seorang pengkhianat.” [Meludah.]

Prajurit 3:

“Jika kamu sangat berkuasa, selamatkan diri-Mu sendiri. Aku berani bertaruh, Kamu tidak akan dapat membunuh kami! Coba, sakitkah ini ketika Kamu menjadi raja?” [Mencambuk Yesus.]

Narator:

“Ketika mereka telah puas menyiksa-Nya, mereka membawa Dia ke Bukit Tengkorak yang disebut Golgota.”

[Para prajurit membawa Yesus dan masuk lagi dari arah yang berbeda diikuti oleh orang banyak, ketiga Maria, dan Yohanes.]

Narator:

“Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan menyalibkan Dia.”

[Para prajurit melepas jubah ungu Yesus dan jubah luar-Nya dan membaringkan Dia di sebuah palang dan memaku tangannya dengan palu. Yesus mengerang; para pengikut-Nya sedih dan meratap. Para prajurit meletakkan tulisan di atas-Nya.]

Narator:

“Di atas kepala Yesus mereka letakkan sebuah tulisan `Inilah Yesus Raja Orang Yahudi`.”

[Isak tangis terus berlanjut.]

Narator:

“Di kaki salib Yesus ada Maria ibu Yesus, Maria istri Kleopas, Yohanes, dan Maria Magdalena. Para prajurit membaca tulisan di salib Yesus. Pilatus menuliskannya dalam bahasa Latin, Ibrani, dan Yunani.”

Prajurit 1:

“Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Kamu adalah Raja orang Yahudi!”

Prajurit 2:

“Ya, turunlah dari salib itu jika Kamu memang pembuat mukjizat!”

Yesus:

“Bapa, ampunilah mereka; mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

[Para prajurit menyalibkan penjahat 1; ketika penjahat 1 berbicara mereka menyalibkan penjahat 2.]

Narator:

“Bersama dengan Dia, mereka juga menyalibkan dua penjahat, satu di sebelah kiri-Nya dan satu di sebelah kanan-Nya.”

Penjahat 1:

“Kata-Mu Kamu adalah Mesias! Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!”

Penjahat 2:

“Apakah engkau tidak takut pada Tuhan? Dia sekarat seperti kita. Kita adalah penjahat …. Tetapi Dia tidak melakukan kejahatan apa pun. Yesus, ingatlah aku ketika Engkau sampai di Kerajaan-Mu.”

Yesus:

“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Narator:

“Yesus melihat ibu-Nya di kaki salib-Nya. Di sampingnya berdirilah salah satu murid-Nya.”

Yesus:

[Kepada Maria, pelan dan menahan sakit.] “Ibu, inilah Anakmu ….” [Berhenti sebentar dan memandang dalam-dalam murid-Nya.] “Dia sekarang adalah ibumu.”

[Isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.]

Narator:

“Para prajurit membagi jubah-Nya dan mengundi untuk mendapatkan jubah itu.”

[Para prajurit mengundi dan bertaruh dengan suara pelan.]

Narator:

“Mereka yang lewat di tempat itu menggelengkan kepala dan mengolok- olok Yesus.”

[Orang 1 dan 2 masuk.]

Orang 1:

“Kata-Mu, Engkau akan merubuhkan Bait Allah dan akan membangunnya kembali dalam tiga hari.”

Orang 2:

“Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Engkau adalah Anak Allah! Turunlah dari salib itu!”

Yesus:

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Yohanes:

“Ia memuji Allah dengan ucapan seperti yang tertulis dalam Kitab Suci.”

Orang 1:

“Dia memanggil Elia.”

Yesus:

“Aku haus.”

Orang 2:

“Tunggu dulu! Janganlah kita menyembuhkan kesakitan-Nya dengan anggur yang murah. Kita lihat saja apakah Elia akan datang untuk menyelamatkan Dia.”

Yesus:

“Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. [Berhenti sejenak] Sudah selesai.”

[Orang 1 dan 2 keluar, isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.]

Narator:

“Karena hari itu sudah hampir petang dan hari itu adalah persiapan salah satu hari Sabat terkudus dalam kalender orang Yahudi, para prajurit mematahkan kaki salah satu penjahat supaya dia mati dan kemudian kaki penjahat yang lainnya.”

[Suara kayu yang dipukulkan pada kayu, bisa juga suara erangan dan suara itu diulang tiga kali.]

Narator:

“Namun, ketika mereka sampai pada Yesus, mereka melihat Dia sudah mati dan mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Namun, salah satu prajurit menikamkan tombak ke lambung-Nya. Yusuf, orang kaya dari Arimatea, menghadap Pilatus dan meminta izin untuk menguburkan mayat Yesus.”

[Yusuf masuk dengan membawa kain; dia dan Yohanes memindahkan Yesus dari panggung diikuti oleh Maria; para prajurit memindahkan para penjahat.]

Narator:

“Dia mengambil mayat Yesus dan membungkus-Nya dengan kain lenan yang baru. Dengan para pengikut Yesus lainnya, dia membawa mayat itu dan menguburkannya di sebuah kubur yang masih baru yang digali dari bukit karang. Mereka menutup pintu masuknya dengan sebuah batu besar ketika Maria Magdalena dan Maria ibu Yusuf melihatnya.”

Selesai……….. Leo

Welcome to My Blog

Sponsor

Popular Post

Blogger templates

DARI LAB TIK SMP SINT CAROLUS

Terima kasih karena anda sudah meluangkan waktu untuk mengunjungi situs ini. Kritik, Saran dan komentar anda sangat membantu pembuatan blog ini.

Salam


Pak Christ

PENGUMUMAN SISWA SMP CAROLUS

Pengambilan nilai Blog kelas IX ABCD, bulan September awal.
Yang sudah ada alamat blognya hubungi pak Christ.

Pak Christ BSW

FORUM DISKUSI KAMI

FORUM DISKUSI KAMI
Liputan berita SD SMP SMA Carolus ada disini
Blog Siswa SMP Carolus

Blogger templates

Ayo Ngeblog
The Alien
Smp Carolus Bengkulu
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Blog Archive

Pengikut

Blogroll

- Copyright © I - C -T LAB SMP CAROLUS -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -